“Budaya Yang Terkikis”
1 x 1,5 m
2014
Oil On Canvas
Ahmad Sholeh
Lukisan diatas merupakan karya Ahmad Sholeh yang berjudul
“Budaya yang Terkikis”, dengan media oil on canvas yang dibuat pada tahun 2014.
Sholeh lahir di Jenggot Pekalongan pada tanggal 24 Juni 1984. Beliau adalah
seorang seniman muda yang tidak berlatar belakang pendidikan seni. Beliau ialah
seniman otodidak. Semasa kecil beliau sering menggambar hanya di selebaran
kertas buku miliknya, tanpa ada buku gambar atau sketch book dan lain
sebagainya. Pada masa SMP nya, beliau mulai tertarik dengan lukisan. Kakak
perempuannya sekolah di SMK jurusan tata busana, dan pada saat itu sudah
memiliki cat air untuk mengerjakan tugas-tugas desain dan sebagainya. Sholeh
yang pada saat itu melihat cat air milik kakaknya, dan ia tertarik untuk
meencoba memakainya. Pada saat kakaknya masih sekolah ia mencoba memakai cat
air milik kakaknya itu, dan setelah itu ia mulai mencoba media-media baru, dan
berkat semangat dari teman-temannya yang meminta bantuan untuk di buatkan
gambar.
Beliau memiliki berbagai macam pengalaman pameran,
antara lain :
2012
: Pameran bersama “Gerakan 15 Januari” di Jetayu Pekalongan
2013
: Pameran “Lintas Batas” di Jetayu Pekalongan
2014
: Pameran “Art North Beach” di Perpustakaan Pekalongan
2014
: Pameran “Art Map Rob” di Hotel Green Mandarin Pekalongan
2015
: Pameran bersama di gedung kesenian Kajen – Pekalongan
Di dalam lukisan ini sholeh menggambarkan seorang
nenek tua yang duduk di kursi roda, dan anaknya yang menuntunnya, serta
cucu-cucunya. Dalam lukisan tersebut juga terdapat bendera Negara Indonesia. Lukisan
ini belum pernah di pamerkan sebelumnya, karena ini termasuk karya yang masih
baru milik Sholeh.
Pemilihan warna oleh Sholeh ini sangatlah bagus dan
terasa serasi. Beliau menganut aliran realisme, dari mulai awal melukis dengan
media kanvas. Pada saat ini beliau sudah mulai masuk ke aliran Surealisme,
dengan modal Realisme yang dimilikinya beliau semangat untuk mengembangkan
keahliannya.
Lukisan ini mempunyai konsep sangat arif. Konsep dalam
lukisan ini adalah menganut budaya timur yang terkenal arif, dan Negara
Indonesia sendiri terkenal arif di mata Negara lain. Indonesia terkenal dengan
keramahannya. Sholeh terinspirasi dari tempat dahulu pada masa beliau di pondok
pesantren. Pada saat beliau berkunjung ke pondok pesantren tersebut beliau
melihat Ibu dari Kyai nya dulu yang sudah tua dan hanya di kursi roda saja.
Yang beliau kagumi adalah pada saat para cucunya datang dan langsung menuju ke
neneknya dan sungkem mencium tangan neneknya. Perilaku tersebut menandakan
bahwa budaya ramah dan hormat pada orang yang lebih tua di tempat itu masih
sangat kental.
Sholeh menggambarkan bendera Indonesia yang sobek guna
untuk mewakili terkikisnya budaya Indonesia itu sendiri. Beliau ingin
menyampaikan bahwa budaya Indonesia yang terkenal ramah dan hormat itu sudah
mulai terkikis seiring perkembangan zaman, dan tidak mencerminkan lagi kekhasan
Indonesia itu sendiri. Dengan lukisan ini, Sholeh ingin menyampaikan saran
bahwa sudah semestinya budaya yang selama ini menjadi ciri khas Negara
Indonesia ini tetaplah di jaga, dan dilestarikan.
Untuk hal-hal mengenai teknik dan pewarnaan pada
lukisan diatas sudah sangat bagus. Apalagi dengan latar belakang Sholeh sendiri
yang tidak mendapatkan pendidikan seni secara formal, dan beliau hanya berlatih
dan berguru pada para seniman yang sudah senior.